Dalam siklus usaha lele, Rumah Lele adalah salah satu mata rantai dari siklus tersebut. Dalam hal ini, Rumah Lele berada pada posisi sebagai pengepul. Artinya menampung lele hasil panen dari peternak. Kemudian lele yang sudah terkumpul disalurkan kepasar atau agen-agen diperumahan.
Salah satu kelebihan dari metode ini adalah lele yang dikirim kepasar atau ke agen-agen akan lebih higienis alias tidak bau amis. Hal tersebut karena dalam penampungan lele sudah di running dengan air bersih. Ibarat pakaian sudah dibilas dengan air bersih.
Namun demikian, menjadi pengepul bukan berarti tanpa kendala. Bahkan tanpa dibarengi dengan penguatan mental dan kesabaran, maka usaha ini akan gagal ditengah jalan saking banyaknya kendala yang harus dihadapi.
Salah satu kendala yang cukup serius dan memerlukan penanganan khusus adalah penyusutan dan kematian akibat terlalu lama dipenampungan dan kapasitas kolam yang tidak memadai. Dua hal tersebut adalah sesuatu yang sudah pasti terjadi dan tidak mungkin bisa dihindari. Akan tetapi bukan lantas tidak ada jalan keluar. Rumah Lele meyakini bahwa setiap masalah yang diterima hakikatnya adalah sebagai penguat usaha itu sendiri, asalkan dihadapi dan dicarikan solusi.
Oleh karenanya, pada artikel ini RL ( Rumah Lele ) mencoba berbagi pengalaman tentang bagai mana menjadikan kematian lele bukan sesuatu yang merugikan, bahkan ia dapat menjadi penekan biaya perawatan lele itu sendiri.
Berikut beberapa hal yang harus kita lakukan dalam mensikapi kematian lele :
1. Yakinkan kembali diri kita bahwa lele adalah makhluk hidup. Artinya kematian bagi makhluk yang hidup adalah sesuatu yang wajar dan pasti akan terjadi.
2. Manfaatkan lele yang mati sebagai pakan alternatif pengganti pelet. Artinya lele yang sudah mati kita ambil, kemudian dikerat menjad beberapa keratan sehingga yang terlihat tinggal tulang dan kepala. Masukan kedalam kolam sebagai pakan alternatif pengganti pelet. Hal tersebut sudah dilakukan oleh rumah lele dan ternyata hasilnya cukup signipikan. Bukan hanya bisa menghemat pemakaian pelet namun pertumbuhan lele pun menjadi lebih pesat.
3. Metode lele makan lele sangat ramah biaya. Artinya kita hanya memerlukan sarana berupa pisau cutter yang tajam untuk mengerat lele. Siapapun bisa melakukannya tanpa harus mengeluarkan biaya untuk mengikuti pelatihan.
Silahkan mencoba dan tetap semangat dalam beusaha. Jangan lari dari masalah tetapi hadapilah masalah denan bijaksana, karena dengannya kita mnejadi pintar.
Selasa, 16 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Terimakasih penjelasannya...saya sedang mencoba budidaya lele
Posting Komentar